Propolis adalah zat lengket yang diproduksi oleh lebah dari getah tanaman, lendir lebah, dan lilin lebah. Lebah menggunakan propolis untuk memperkuat sarang mereka, menutupi lubang-lubang kecil, serta melindungi sarang dari bakteri, jamur, dan infeksi.
Propolis memiliki berbagai macam senyawa aktif, termasuk flavonoid, quercetion, asam fenolat, dan senyawa antioksidan lainnya, yang memberikan sifat antibakteri, antivirus, antijamur, dan antiinflamasi. Oleh karena itu, propolis sering digunakan dalam berbagai produk kesehatan, seperti salep, semprotan tenggorokan, serta suplemen untuk meningkatkan sistem kekebalan tubuh dan mempercepat penyembuhan luka.
Khusus untuk zat flavanoid dan quercetin, fungsi utamanya adalah
Flavonoid adalah jenis senyawa fitokimia yang ditemukan dalam propolis dan banyak tanaman lainnya. Flavonoid memiliki beragam fungsi, termasuk sebagai antioksidan, antiinflamasi, antiviral, dan antikanker. Di dalam propolis, flavonoid membantu memberikan sifat antibakteri dan antivirus, serta membantu meningkatkan sistem kekebalan tubuh.
Quercetin adalah salah satu jenis flavonoid yang sering ditemukan dalam propolis. Quercetin memiliki sifat antiinflamasi, antioksidan, dan antihistamin. Ini dapat membantu mengurangi peradangan, melawan stres oksidatif, dan mengurangi gejala alergi. Dalam propolis, quercetin berkontribusi pada sifat antimikroba dan antiinflamasi, serta membantu meningkatkan efek imunomodulator propolis secara keseluruhan.
Dengan demikian, kedua senyawa ini, flavonoid dan quercetin, berperan penting dalam memberikan manfaat kesehatan yang luas dari propolis, termasuk dalam meningkatkan sistem kekebalan tubuh, melawan infeksi, dan mengurangi peradangan.